Lebih dari Sekadar Memori

Sabtu ini berakhir dengan cerita malam bersama salah satu 'lebih dari teman' gue yakni Inna. Masih inget mungkin ya Inna itu siapa? Ya, Inna dan Rena, dua 'lebih dari teman' gue. 
Memang benar ya, ga ada yang tahu hari esok. 
Begitupun dengan cerita cinta, hmm terlalu berat, mungkin lebih pas kalo dikatakan kisah kasih. Ya, kisah-kisah itulah yang membentuk persahabatan ini. 


Ga pernah terbayangkan sebelumnya, kalo harus merasakan kisah kasih seperti yang kami dan beberapa teman diluar sana merasakan. Kalo kata teori komunikasi, salah satu element dari komunikasi efektif ya harus ada channels untuk menyampaikan pesan. Tapi, boro2 channels (re:alat komunikasi, waktu komunikasi), source nya aja ga ada buuung. Kebayang ga, menjalin kasih tapi ga bisa komunikasi efektif dalam waktu yang lama? Ya kalo mengutip kata-kata seorang teman gue saat gue cerita, "buset gue ga ketemu seminggu aja udah die, deeev". Hi Boys, coba renungkan kembali dan syukuri deh, saat kalian berada di 'tahap awal' untuk bertanding, saat kalian lolos, saat kalian masuk dalam 'babak karantina', saat kalian merasakan deg-degan super dahsyat di hari pengumuman, dan saat akhirnya kalian resmi menjadi 'pemenang' dalam pertandingan itu, ada kami lho yang men-support, mendoakan, memotivasi, dan menunggu.. Pernah ninggalin? Tidak. 


Menghabiskan malam tanpa bintang, iya itu cuplikan lagu agaknya.
Tapi bener kok, bintang itu kalian. Yang mungkin saat ini masih atau pernah ada di hati kami. 
Melalui hari demi hari dengan tanda tanya besar, 'sedang apa kalian, bagaimana hari kalian, bagaimana kabar kalian, apakah ada masalah,' dan melalui hari demi hari dengan kerikil kesedihan, 'sepi, butuh cerita, butuh dukungan, lagi ada masalah'. 5 bulan tanpa komunikasi, bahkan sampe skrg pun masih susah komunikasi. Nyesek? Bangettt. Pernah ninggalin? Ga, sama sekali. Kami menunggu dengan sabar, menunggu dengan setia, walaupun sesak. 


Lalu, masih ingat dengan PHI? Ya, perjuangan pertama. Empat hari tak terlupakan menyusuri rute Pejaten-Cempaka Putih




Kita dateng lho kesana, mengejar waktu supaya sebelum jam setengah 8 sudah sampai dan bisa ngintip dari luar. Pernah juga, tiba-tiba jam 6 masuk sms "eh udah bisa dikunjungin ayo cpt dateng yang". Langsuuung heboh panik, buru-buru pergi, dan sampe sana? Eng ing engggg perubahan jadwal dan harus nunggu sampai jam makan malam selesai. 
Empat hari kesana, bawa oleh-oleh (mostly J.Co :p ) untuk kalian makan 'diam-diam', sebenarnya kalo dipikir-pikir, terjadi ketidakseimbangan sih antara waktu dan jarak tempuh oleh tiga gadis dibandingkan dengan waktu ketemu disana. Tapi, kami syukuri itu. Ini perjuangan. Ini pengorbanan. Ini bukti kami mengasihi kalian. Ini bukti kami menghargai kalian. 


Di hari pertama kalian sampai, kita mobil pertama yang datang. akhirnya gue nekat nanya ke bapak-bapak penjaga, dimana blok kalian nginep. hahaha, dan sambil nunggu bis kalian datang, ini yang kami lakukan. 
*ohya sebelum lupa, mesh 'nyolong' bunga dari wisma PHI, terus ngasi ke gue. Hahaha konyol

Belum sampai disitu. Ada lagi kisah lain. Kisah Selapa. 
Datang lagi, tapi syukurlah kali ini lokasi nya dekat dengan rumah :) Berpikir keras bagaimana caranya membagi waktu antara jadwal kuliah dengan jadwal kunjungan. 
Disini ada yang galau. Hahaha. Entah kenapa tiap menunggu jam kunjungan di sekitar lapangan, selalu aja ada lagu Tertatih by Kerispatih. S-E-L-A-L-U, dan kami selalu tertawa terbahak-bahak kalo disela-sela perbincangan tiba-tiba ada lagu itu dari siaran radio, tiba-tiba lagi nelfon temen, backsoundnya juga lagu itu. Ya, pokoknya dilegalkan lagu tersebut menjadi soundtrack kisah Selapa hahahaaha.
Pengalaman menarik, pulang dari kampus terus ada bus kalian, dan gue kebut supaya deketan, dengan maksud "jarak kita cuma dalam beberapa cm lhooo mesh" tapi pas gue liat, cuma ada kepala-kepala yang nempel ke kaca dengan mata tertutup hahaha.
Iya di Selapa, itu sweet. Itu indah. Itu tak terlupakan. Pertama kalinya mesh SALTO diakhiri dengan KAYANG, yang lalu disoraki oleh teman-temannya "show off mentang-mentang ada pacarnya". hahaha kocak luar biasa. 
Belum lagi, pengalaman Inna dengan "nge-gas" nya, dan Rena yang sempat berpisah sebentar karena menemani camer :p


ini waktu S bersin yang menimbulkan dengan sengaja suara "HACCIM" yang menggelegar sampe orang tua yang ada disana menoleh ke arah kami. lol. 

*oke kalo waktu itu bunga, sekarang dia nyolong jeruk, tapi asem. 
Nunggu di dalam mobil, sambil tebak-tebakan muka, dan cara jalan 'mereka' yang lalu lalang di luar. Tebak-tebakan ada yang kami cari atau ga. Ini bagian yang paling lucu sih kalo dipikir-pikir. 

Bukan untuk menyudutkan, apalagi minta balas pamrih atau bahkan perhitungan. Ga, sama sekali tidak. 
Tapi, coba renungkan kembali, setiap kalian mau melakukan hal yang tidak sepantasnya kalian lakukan. Siapa sih yang ada untuk kalian disaat kalian baru menjadi kaki, dan kini menjadi badan, dan sebentar lagi menjadi kepala? 
Siapa yang mau menjaga hati? 
Pantaskah bila kalian membalasnya dengan perlakuan menyakitkan?
Menungggu. 
Tak ada yang tahu sampai kapan, tapi yang kutahu aku masih manusia..
Punya batas dan perasaan..
Hukum Take and Give berlaku dalam kehidupan, mungkin bukan sekarang, tapi akan ada waktunya.

Tentunya kisah diatas hanya sedikit dari semua kisah selama kurang lebih dua tahun ini. Banyak nangisnya, banyak ketawanya. Terima kasih banyak untuk Rena dan Inna, penasaran banget sama apa yang akan terjadi diantara kita berenam di masa depan. But for me, I found new bestfriends. Thank you for caring, laughing, narcism, eating, and of course stalker-ing hihihihihi :p
Waktu berlalu, perubahan terjadi. 
Tapi memori, ga akan berubah apalagi hilang. 
Sekali lagi, thank you :'''') :***




0 Comments:

Posting Komentar



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda