Image dan Hati dalam MPR

Sumber: Marketeers




Secara nyata, udara sejuk Bandung telah mengundang para wisatawan untuk datang mengunjunginya. Apalagi ditambah dengan makanan yang enak, harga yang bersaing dan tempat yang nyaman. Oleh karenanya, tempat usaha seperti toko dan café semakin menjamur di Bandung, yang lebih hebatnya lagi para owner dari toko dan caféini berlomba-lomba untuk menciptakan konsep baru dalam menikmati produk yang mereka tawarkan. Dekorasi yang eksklusif, interior yang menakjubkan, furnitur yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya membuat konsep tempat semakin menarik untuk dikunjungi. Sebutlah café yang mengusung konsep seperti makan dalam sarang burung, atau pun makan dalam suasana perpustakaan bahkan berbelanja dalam konsep bangunan mix vintage-modern.
Dalam ‘Marketing Mix’ diperlukan 4P yaitu product, price, promotion dan place. Dari beberapa ilustrasi tempat-tempat menarik yang ada di Bandung ini, menonjolkan konsep place lebih dulu. Jujur saja, dekor interior dan eksterior bangunan dapat menjadi salah satu sumber promosi yang membuat orang tertarik bahkan yang tadinya hanya sekedar coba-coba, tetapi selanjutnya dapat menjadi pelanggan yang loyal. Secara jelas, tata ruang yang menarik sangat mendukung dan kuat untuk membuat konsumen menjadi pelanggan.
Bentuk bangunan, penataan ruang, logo, display, etalase yang menarik dan berbeda pada dasarnya adalah suatu upaya untuk membangun image pertama yang diperlihatkan oleh perusahaan kepada para calon konsumennya. Walaupun image yang berhasil ditampilkan kepada para calon konsumen sudah demikian hebatnya, sehingga membentuk image (pada para calon konsumen) sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga para calon konsumen ini memiliki harapan kepada perusahaan (café, outlet dsb). Hal ini membuat calon konsumen tertarik untuk mencoba (layanan atau produk) yang ditawarkan. Adalah perusahaan yang dapat mewujudkan harapan para calon konsumen sesuai dengan image yang mereka ingin bangun pada para calon konsumennya. Jika perusahaan berhasil mewujudkannya maka bisa dipastikan para calon konsumen ini menjadi konsumen, yang selanjutnya berkembang menjadi pelanggan. Sebaliknya jika perusahaan tidak berhasil mewujudkan harapan para calon konsumen tersebut, maka calon konsumen ini kecewa dan tidak menggunakan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
Hal ini pernah terjadi ketika teman saya bersikeras untuk berbelanja di sebuah factory outlet yang baru. Tampilan gedung dan tata ruangnya sangat apik jika dilihat dari luar, namun ketika kami masuk ‘isinya’ (layanan dan produk) tidak seindah tampilan luarannya. Dari sini maka terlihat semua yang telah diupayakan untuk membangun imagetidak dapat menjadi sarana promosi. Image sangat mendukung promosi, tetapi tidak hanya itu butuh layanan juga.

0 Comments:

Posting Komentar



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda